Perang Antar Faksi Kartel Meksiko Memanas, Lebih dari 100 Orang Tewas dan Hilang

Perang Antar Faksi Kartel Meksiko Memanas, Lebih dari 100 Orang Tewas dan Hilang

28 September 2024


dejurnalis.com– Lebih dari 53 orang dilaporkan tewas dan 51 lainnya hilang di Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, akibat pecahnya perang antara faksi-faksi yang berseteru dalam Kartel Meksiko sejak 9 September 2024. Kekerasan terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda mereda.

Konflik ini berakar pada ketegangan antara dua faksi kuat dalam Kartel Meksiko. Ketegangan meningkat sejak penangkapan Ismael "El Mayo" Zambada, seorang gembong narkoba legendaris yang juga pemimpin salah satu kelompok, oleh otoritas Amerika Serikat (AS) pada Juli lalu.

Zambada, yang kini berusia 74 tahun, menuduh bahwa anggota senior dari faksi Los Chapitos, yang juga bagian dari Kartel Meksiko, terlibat dalam penculikannya. Ia mengklaim bahwa dirinya diterbangkan ke AS tanpa persetujuan, yang memicu perang kartel Meksiko ini.

Sejak pertempuran pecah, kehidupan di ibu kota Sinaloa, Culiacan, terganggu. Baku tembak kerap terjadi, memaksa sekolah-sekolah tutup pada beberapa hari dan menyebabkan restoran serta toko-toko menutup lebih awal.

Di tengah situasi perang kartel Meksiko yang semakin memburuk, Fernando Perez Medina, alias "El Piyi", ditangkap oleh otoritas di Culiacan. Hal ini diungkapkan oleh sumber keamanan federal Meksiko.

Pada 19 September 2024, Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, menyatakan bahwa AS turut bertanggung jawab atas ketidakstabilan yang terjadi. Ia menuding operasi penangkapan Zambada sebagai salah satu pemicu perang kartel Meksiko ini. Ia merujuk pada pembicaraan yang melibatkan pejabat AS dan Joaquín Guzmán López, anak dari El Chapo, yang ditahan bersama Zambada di bandara pribadi di El Paso pada akhir Juli.

Pejabat AS mengonfirmasi adanya pembicaraan dengan Guzmán, namun Duta Besar AS untuk Meksiko, Ken Salazar, menyatakan bahwa otoritas AS terkejut saat menemukan Zambada berada di wilayah AS. Hal ini memperkeruh situasi yang sudah dipenuhi oleh perang kartel Meksiko.

Zambada, yang kini menghadapi dakwaan perdagangan narkoba di pengadilan New York, menyatakan tidak bersalah dalam persidangan pada 13 September. Ia juga menghadapi tuduhan lain terkait rencana pembunuhan dan penyiksaan. Dalam sidang sebelumnya di Texas, Zambada kembali menyatakan tidak bersalah.

Hakim Pengadilan Negeri AS, James Cho, memerintahkan agar Zambada tetap ditahan hingga sidang berikutnya pada 31 Oktober mendatang. Sementara itu, perang kartel Meksiko di lapangan semakin meluas, merenggut banyak korban jiwa.

Joaquín Guzmán López sendiri masih menunggu persidangan terkait dakwaan terpisah soal perdagangan narkoba di Chicago. Dalam kasus tersebut, ia juga menyatakan tidak bersalah. Meski demikian, keberadaan kedua tokoh ini di tahanan AS tidak menghentikan perang kartel Meksiko yang terus berkecamuk.

Di tengah eskalasi kekerasan, Salazar menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan personel atau sumber daya AS dalam penculikan Zambada pada 25 Juli lalu. Namun, dampak dari konflik ini terus terasa di Meksiko, di mana lebih dari 100 orang dilaporkan tewas atau hilang akibat perang kartel Meksiko yang berkepanjangan.

Sementara itu, otoritas setempat terus berupaya mengendalikan situasi. Kendati demikian, perang kartel Meksiko ini masih jauh dari kata berakhir, dengan berbagai pihak yang terlibat saling berebut kekuasaan di tengah kekacauan yang melanda.