Menlu Retno Dorong Austria Akui Palestina
Rabu, Juni 26, 2024
dejurnalis.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg, di Wina, Austria. Pertemuan ini menjadi momen penting di mana Retno mendorong Austria untuk mempertimbangkan pengakuan terhadap Palestina, sebagai langkah konkret dalam mendukung solusi dua negara (two-state solution).
Dorongan Pengakuan Palestina
Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube MoFa Indonesia pada Rabu (26/6/2024), Retno menyampaikan harapan Indonesia agar Austria mulai mempertimbangkan pengakuan terhadap Palestina. Retno mengakui bahwa posisi Austria saat ini masih sulit untuk menerapkan pengakuan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa pengakuan ini akan menunjukkan konsistensi Austria dalam mendukung solusi dua negara yang adil dan damai.
"Saya paham betul bagi posisi Austria masih sulit saat ini, namun mengingat Austria mendukung penyelesaian two-state solution, maka masalah pengakuan terhadap Palestina ini merupakan satu langkah yang menunjukkan konsistensi dukungan terhadap two-state solution," ujar Retno.
Retno juga menyoroti pentingnya pengakuan Palestina sebagai bagian dari upaya internasional untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah. Menurutnya, dukungan Austria terhadap solusi dua negara harus diwujudkan melalui tindakan nyata, termasuk pengakuan terhadap hak-hak Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat.
Dukungan Kemanusiaan dan Bantuan UNRWA
Selain dorongan untuk pengakuan Palestina, Retno juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan Austria terhadap Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Sebelumnya, Austria sempat membekukan bantuan kepada UNRWA, namun pada 18 Mei lalu, Austria memutuskan untuk mengaktifkan kembali pendanaan ke UNRWA dengan total anggaran sebesar EUR 3,4 juta untuk tahun 2024.
Retno menilai bantuan kemanusiaan tersebut sangat penting untuk mendukung kehidupan masyarakat sipil di Gaza dan Tepi Barat, yang menghadapi tantangan besar akibat konflik yang berkepanjangan. Tercatat sejak 7 Oktober 2023, Austria telah menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar EUR 32 juta melalui Program Pangan Dunia (WFP) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Bantuan ini sangat diperlukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang parah di wilayah tersebut.
Situasi Kemanusiaan di Gaza
Retno juga menyoroti kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza, di mana sekitar 2,23 juta penduduk mengalami tingkat ketahanan pangan yang rendah. Menurutnya, situasi ini membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional, termasuk Austria. Retno menekankan pentingnya penerapan gencatan senjata di Gaza untuk menghentikan kekerasan dan menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak berdosa.
"Oleh karena itu, sekali lagi gencatan senjata harus segera dilakukan, perang harus dihentikan, dan kita dapat segera menyelamatkan nyawa-nyawa orang yang tidak berdosa di Gaza," kata Retno dengan tegas.
Kerjasama Bilateral Indonesia-Austria
Dalam pertemuan dengan Menlu Austria, Retno juga membahas berbagai kerja sama bilateral antara Indonesia dan Austria. Kerja sama ini meliputi berbagai bidang, termasuk perdagangan dan investasi, pendidikan dan pengembangan kapasitas, pariwisata, serta kontak antarwarga. Kedua negara sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan baik dan mengeksplorasi peluang baru untuk kerjasama yang saling menguntungkan.
Pertemuan dengan CTBTO
Selama berada di Wina, Retno juga melakukan pertemuan dengan Sekretaris Eksekutif Komisi Persiapan Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir (CTBTO), Robert Floyd. Dalam pertemuan ini, Retno membahas tentang multilateralisme dan pentingnya mendukung Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir (CTBT). Ia menekankan bahwa ratifikasi CTBT oleh negara-negara Annex II merupakan langkah krusial untuk mewujudkan dunia yang bebas dari uji coba nuklir.
Menurut Retno, saat ini CTBT telah ditandatangani oleh 187 negara dan diratifikasi oleh 178 negara. Namun, masih diperlukan ratifikasi dari delapan negara dalam Annex II, yaitu China, Korea Utara, Mesir, India, Iran, Israel, Pakistan, dan Amerika Serikat, agar perjanjian ini dapat berlaku penuh. Indonesia sendiri, yang termasuk dalam negara Annex II, telah meratifikasi CTBT pada tahun 2011.
Retno berharap semakin banyak negara yang meratifikasi CTBT, terutama negara-negara dalam Annex II, untuk mempercepat pemberlakuan perjanjian tersebut. Ia menyambut baik ratifikasi Papua Nugini pada 13 Maret tahun ini dan berharap negara-negara lainnya mengikuti jejak yang sama.
"Kita bahas mengenai kemajuan ratifikasi. Kita sambut baik ratifikasi PNG pada 13 Maret tahun ini, dan kita sepakat untuk terus mendorong ratifikasi oleh negara-negara di Annex II," ujar Retno.
Kesimpulan
Pertemuan antara Menlu Retno Marsudi dan Menlu Austria, Alexander Schallenberg, di Wina, menjadi momen penting dalam upaya memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Austria dan mendukung pengakuan Palestina. Retno mendorong Austria untuk mempertimbangkan pengakuan terhadap Palestina sebagai langkah konkret dalam mendukung solusi dua negara. Selain itu, dukungan Austria terhadap UNRWA dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza menunjukkan komitmen Austria dalam mendukung perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Pertemuan ini juga mempertegas pentingnya multilateralisme dan ratifikasi CTBT untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan damai.
Source :detik.com