HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Dejurnalis.com ke Candi Cetho di Kaki Gunung Lawu : Peninggalan kerajaan Majapahit Konon Tempat Tolak Bala

              doc : dejurnalis.com

Dejurnalis.com ke Candi Cetho  di Kaki Gunung Lawu : Peninggalan kerajaan Majapahit  Konon Tempat Tolak Bala 

dejurnalis.com-Pada Sabtu 6 Januari 2024, dejurnalis.com berkesempatan mengunjungi Candi Cetho di Kaki gunung Lawu. Salah satu Candi peninggalan kerajaan Majapahit nan mistis  ini konon merupakan tempat tolak bala. Berikut ulasan selengkapnya. 


**1. Keanggunan Peninggalan Majapahit yang Terwujud**


Candi Cetho, perhiasan sejarah yang tersembunyi di Kabupaten Karanganyar, mempesona para pelancong dengan pesona dan keelokan yang membawa kita menjelajahi masa lalu, khususnya zaman Majapahit. Temuan pertama oleh arkeolog Belanda, Van de Vlies, pada tahun 1842, menciptakan garis awal yang menarik dalam kisah sejarah Indonesia.

**2. Tempat yang Menakjubkan di Pelukan Gunung Lawu**


Berada di Desa Ceto, kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Candi Cetho menawarkan perjalanan seru yang tidak hanya menyuguhkan pesona sejarah, tetapi juga menikmati kealamian di kaki Gunung Lawu. Letaknya yang strategis menciptakan destinasi yang menggoda hati, membawa pengunjung pada perjalanan melintasi warisan budaya dan keindahan alam.

**3. Tiket Masuk yang Terjangkau dan Waktu yang Fleksibel**


Demi memastikan pengalaman yang penuh kenangan, tiket masuk Candi Cetho dibanderol dengan harga yang bersahabat: Rp15.000 untuk domestik dan sekitar Rp30.000 untuk tamu internasional. Sistem e-ticketing menjadikan proses masuk lebih praktis, sementara jam operasional yang fleksibel (08.00-17.00 WIB) memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk menikmati setiap nuansa candi.

**4. Ritual Tolak Bala dan Keanggunan Mistisnya**


Candi Cetho bukan hanya sekadar peninggalan bersejarah; namun juga merupakan tempat untuk melaksanakan ritual tolak bala dan ruwatan. Relief dengan aksara Jawa Kuno yang membingkai dinding candi menampilkan keanggunan spiritual tempat ini.

**5. Menjelajah Jalur Pendakian Gunung Lawu yang Unik**

Selain menjadi tujuan sejarah, Candi Cetho juga berfungsi sebagai jalur pendakian menuju puncak Gunung Lawu. Pengalaman mendaki yang unik melalui candi ini memberikan daya tarik tersendiri bagi para petualang yang mencari sensasi berbeda.

**6. Tradisi Mengenakan Kain Kampuh sebagai Wujud Penghormatan**

Pengunjung diharapkan untuk memakai kain kampuh sebelum memasuki area candi. Kain hitam putih bergaya catur ini bukan hanya sebagai aturan, melainkan juga simbol penghormatan terhadap nilai keagamaan Candi Cetho yang masih aktif sebagai tempat ibadah Hindu.

**7. Rekor Ketinggian yang Mengagumkan**

Candi Cetho menempati peringkat ketiga tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 1.496 mdpl. Pencapaian ini menambah daya tarik destinasi ini sebagai tempat yang memukau dalam sejarah dan keelokan alam.

**8. Arsitektur Memukau dari Kompleks Bangunan**

Candi Cetho membentang dalam 11 teras bertingkat dengan struktur bangunan yang mencengangkan. Setiap terasnya terhubung melalui pintu dan jalur setapak, menciptakan kompleks yang mempesona untuk dijelajahi.

**9. Fasilitas Lengkap untuk Kenyamanan Para Pelancong**

Dengan tersedianya toilet, mushola, toko oleh-oleh, souvenir, dan area parkir, Candi Cetho berusaha memberikan kenyamanan terbaik bagi para pelancongnya.

Candi Cetho bukan sekadar destinasi sejarah; melainkan persembahan indah yang memadukan harmoni antara warisan masa lalu dan pesona alam yang tiada tara. Inilah yang membuatnya menjadi destinasi yang memikat bagi mereka yang ingin menikmati keajaiban Indonesia yang kaya akan sejarah dan keelokan alam. (PAN)

Tutup Iklan