Bertahan! Ini 7 Tradisi dan Budaya di Sukabumi yang Masih Ada

Bertahan! Ini 7 Tradisi dan Budaya di Sukabumi yang Masih Ada

16 September 2022

    merahputih.com/kampung adat Ciptagelar Sukabumi


Sukabumi, Dejurnalis.com- Selain destinasi wisata yang terbilang lengkap, mulai dari laut, hutan, sungai, gua, dan pegunungan. Kabupaten Sukabumi juga dikenal dengan budaya atau budaya masyarakatnya. Budaya ini masih dilestarikan hingga saat ini.

Berikut ini adalah 7 budaya masyarakat yang masih dilestarikan di Kabupaten Sukabumi.


1. Syukuran Nelayan

Dalam prosesi ini ditampilkan berbagai kesenian helaran (arak-arakan) seperti angklung, buncis dan Sisingaan. Puncak acara ini adalah pemberian makanan atau sesajen yang dibuang ke laut sebagai bentuk rasa syukur para nelayan atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Di Kabupaten Sukabumi, hari penangkapan ikan tidak hanya dipusatkan di Palabuhanratu, tetapi juga digelar di sejumlah kawasan perkampungan nelayan seperti di Cisolok dan beberapa kawasan nelayan lainnya.

2. Upacara Seren Taun

Dikutip dari buku destinasi pariwisata Kabupaten Sukabumi, Seren sendiri artinya berserah diri atau berserah diri, taun artinya tahun. Seren Taun dimaknai warga sebagai upacara
bersedekah (tatali) dari hasil panen padi selama setahun dan memohon berkah kepada Tuhan agar panen tahun depan semakin meningkat.

Seren Tahun dilaksanakan di 3 Kasepuhan Adat Banten Kidul yaitu Kasepuhan Adat Hak Cipta, Kasepuhan Adat Sinar Resmi dan Kasepuhan Adat Cipta Mulya.


3. Situs Tugu Sengkuk

Ini adalah situs terlengkap dari 8 situs unggulan skala nasional di Kabupaten Sukabumi, dan berbagai bentuk bangunan megalitik, antara lain Menhir, Batu Saji, Batu Lesung, Batu Lumpang, Batu Dakon, Batu Jolang, Batu Kasur, Batu Meja, Batu Kursi , Batu Limpak, dan Tangga Punden.

Benda budaya manusia yang bernilai sangat tinggi merupakan hasil pengungkapan sejarah, proses kebudayaan masa lalu masyarakat Indonesia di wilayah Kabupaten Sukabumi.

4. Situs Batu Kujang

Situs Megalit Tenjolaya Girang atau masyarakat umum lebih akrab menyebutnya Situs Batu Jolang atau Batu Kujang, terletak tepat di kaki Gunung Salak, tepatnya di Desa Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug.

5. Dogdog Lojor

Kesenian Dogdog Lojor merupakan kesenian yang terletak di Desa Adat Ciptarasa, Kecamatan Cisolok. Kesenian ini menggunakan alat Dog Dog panjang yang terbuat dari bambu besar ditambah angklung besar. Kesenian ini merupakan kesenian "helaran" (prosesi) yang secara tradisional digunakan untuk mengiringi aktivitas pengangkutan beras dari lantai ke lumbung padi.

6. Ngagondang

Kesenian Ngagondang masih hidup di kalangan masyarakat Desa Gunung Bentang, Kecamatan Segaranten. Pada zaman dahulu kesenian ini biasa digunakan pada acara menumbuk padi secara gotong royong oleh ibu-ibu petani dengan menggunakan alat berupa lesung dan halu.

7 Jipeng

Kesenian jipeng juga berasal dari Kampung Adat Ciptarasa. Tampil menghibur masyarakat dan pengunjung melihat upacara “SEREN TAUN”.
Kesenian ini menyajikan musik tradisional dan instrumen peninggalan kolonial seperti tanji, terompet, kendang dan lain-lain.